Kamu membuka mata. Baru saja kamu tidur selama beberapa jam. Kamu bisa merasakan pikiranmu melayang-layang antara sadar dan tidak. Sambil berusaha mengumpulkan kesadaranmu, kamu mencoba untuk bangun. Tetapi, ada sesuatu yang tidak beres. Tubuhmu tidak bisa bergerak, nafasmu sesak, seakan-akan ada makhluk tidak terlihat yang menginjak dadamu. Kamu membuka mulutmu dan hendak berteriak, tidak ada suara yang keluar. Seseorang sedang mencekik leherku, pikirmu. Ada sesuatu yang tidak beres.
Ya, kalian mengerti maksud saya. Kita semua pernah mengalaminya. Sebagian menyebut fenomena ini dengan sebutan tindih hantu atau irep-irep. Entah apa kata resmi bahasa Indonesianya. Dulu, saya sempat mengira kalau kata fenomena ini disebut Lucid Dream. Namun, ternyata saya salah. Fenomena ini sebenarnya bernama Sleep Paralysis (Lumpuh Tidur) atau The Old Hag Syndrome.
Mereka yang mengalami fenomena ini kadang merasa ketakutan karena mengira sedang diserang oleh setan. Tidak bisa disalahkan. Zaman dulu, ada kepercayaan kalau fenomena ini diakibatkan oleh "Old Hag" atau " Guna- Guna" yang sedang menduduki dada korban. Dari situlah ia mendapatkan nama The Old Hag Syndrome.Ketika ilmu pengetahuan mulai berkembang, nama The Old Hag Syndrome mulai ditinggalkan. Para peneliti lebih suka menyebutnya Sleep Paralysis (SP).Lalu, pertanyaannya adalah: Apa yang menyebabkannya?
Menurut survey Gallup tahun 1992, hampir semua orang dewasa mengalami Sleep Paralysis, paling tidak dua tahun sekali. Jadi fenomena ini bukan sesuatu yang asing bagi manusia. Usaha untuk menelitinya telah berlangsung sejak tahun 1950an, namun baru benar-benar bisa dipahami ketika para peneliti mulai mengerti hubungan antara kondisi REM (Rapid eye movement) dengan mimpi.
Ketika kita tidur, kita akan memasuki beberapa tahapan tertentu. Memang ada banyak, namun kita hanya akan melihat dua tahapan besarnya, yaitu Non REM dan REM.
Ketika kita tidur, 80 menit pertama, kita memasuki kondisi Non Rem, lalu diikuti 10 menit REM. Siklus 90 menit ini berulang sekitar 3 sampai 6 kali semalam. Selama Non REM, tubuh kita menghasilkan beberapa gerakan minor dan mata kita bergerak-gerak kecil.
Ketika kita masuk ke kondisi REM, detak jantung bertambah cepat, hembusan nafas menjadi cepat dan pendek dan mata kita bergerak dengan cepat (Rapid eye movement - REM). Dalam kondisi inilah mimpi kita tercipta dengan jelas dan kita bisa melihat objek-objek di dalam mimpi.
Dr.Max Hirshkowitz, direktur Sleep Disorders Center di Veterans Administration Medical Center di Houston mengatakan kalau Sleep Paralysis muncul ketika otak kita mengalami kondisi transisi antara tidur mimpi yang dalam (REM dreaming Sleep) dan kondisi sadar.
Selama REM dreaming sleep, otak kita mematikan fungsi gerak sebagian besar otot tubuh sehingga kita tidak bisa bergerak. Dengan kata lain, kita lumpuh sementara. Fenomena ini disebut REM Atonia.
"Kadang, otak kita tidak mengakhiri mimpi atau lumpuh kita dengan sempurna ketika terbangun. Ini bisa menjelaskan mengapa tubuh kita menjadi kaku."
Menurut hasil penelitiannya, Dr.Hirshkowitz menyimpulkan kalau efek ini hanya berlangsung selama beberapa detik hingga paling lama satu menit. Namun, bagi korban, sepertinya pengalaman ini berlangsung sangat lama.
Lalu, bagaimana dengan perasaan adanya makhluk gaib yang muncul di kamar kita?
Florence Cardinal, seorang peneliti lain mengatakan kalau halusinasi biasanya memang menyertai Sleep Paralysis. Kadang ada perasaan kalau ada orang lain di dalam ruangan atau bahkan kita bisa merasakan adanya makhluk yang sedang melayang di atas kita.
Lalu, kita bisa merasakan adanya tekanan di dada seperti sedang diinjak atau diduduki. Malah, ada beberapa korban yang melaporkan mendengar suara langkah kaki, pintu terbuka dan suara-suara aneh. Ini cukup menakutkan, tapi normal. Bahkan banyak peneliti yang percaya kalau fenomena "penculikan oleh alien" atau "diserang roh jahat" kebanyakan hanyalah halusinasi yang terkait dengan Sleep Paralysis.
Lalu, dalam kondisi apakah Sleep Paralysis biasa muncul?
Beberapa penelitian menunjukkan adanya kondisi tertentu dimana kemungkinan mengalami Sleep Paralysis akan menjadi lebih tinggi bagi seseorang. Mereka yang mengalaminya, biasanya adalah ketika yang bersangkutan tidur telentang.
Lalu, fenomena ini lebih sering terjadi pada mereka yang mengalami kelelahan yang berlebihan atau mereka yang jadwal tidur normalnya terganggu.
Dan luar biasanya, mereka yang biasa minum obat penenang akan menjadi lebih sering mengalaminya (Ironis bukan?).
Bagaimana kita menghindari Sleep Paralysis?
Ini ada beberapa tips yang dihasilkan dari penelitian klinis, yaitu:
1. Tidurlah yang cukup dan teratur
2. Kurangi Stress
3. Berolahragalah secara teratur
Dengan kata lain, gaya hidup sehat!
Tapi yang terpenting dari semuanya adalah, Jika kalian terlanjur mengalami ini, tidak perlu takut, karena fenomena ini hanya berlangsung sesaat dan akan segera berlalu.
Komentar Pilihan
Komentar di bawah ini berasal dari EVA di postingan lain di blog ini dan diposting sebelum saya menulis soal Sleep Paralysis.
Anonymous said..
Om Enigma..........pernah denger istilah 'di rep-rep' ga? itu loh mitos masyarakat yang kalo kita tidur seperti ada yg cekik atau nahan badan kita (mitos yg berkembang itu disebabkan oleh mahluk halus)tapi keadaan kita setengah (bahkan sama sekali) sadar.............nah, beberapa waktu yg lalu aku baca tulisan (tapi lupa di majalah apa) tentang penjelasan ilmiahnya.
Nah, mau share aja sih (skalian kalo tertarik dicariin lengkapnya hehehe).....jadi sepemahaman aku dari tulisan itu, kejadian kaya gitu tuh terjadi pada saat kita sebenernya terbangun tiba2 dari tidur saking cepetnya proses itu maka kerja otak ga sinkron sama impuls yg dikirim ke anggota2 tubuh yang disuruh gerak. Alhasil otak kita udah nyuruh gerak tapi anggota badan kita belum siap (belum menerima impuls tersebut, jadi deh kaya kecekik lah, di tahan lah, di pegangin lah (yang katanya oleh mahluk halus).
Begitu juga seperti kejadian kalo kita lg tidur mimpi jatuh sampe kebangun karena berasa nyata banget,nah kalo yang ini , majalah itu bilang, pada saat tidur hampir sebagian besar tubuh kita kan beristirahat tuh, bahkan kerja jantung aja melambat (aku ga bilang brenti loh ya heheh), nah makin lama katanya kerja jantung tuh makin lambat jadi agar supaya itu jantung ga terlena trus brenti ternyata ada salah satu bagian dari otak kita yg pada titik kerja jantung tertentu akan refleks mengirim semacam muatan listrik yg lebih besar dari biasanya (gunanya untuk mengagetkan supaya jantung tidak terbuai dan ikutan tidur). Itu yang sering bikin kita ngerasa jatuh beneran pas lagi tidur (mimpi).
Tuhan memang menciptakan manusia sedemikian sempurnanya ya.........
Gitu deh Om.....Makasih,
Salam
sumber : Enigma
Ya, kalian mengerti maksud saya. Kita semua pernah mengalaminya. Sebagian menyebut fenomena ini dengan sebutan tindih hantu atau irep-irep. Entah apa kata resmi bahasa Indonesianya. Dulu, saya sempat mengira kalau kata fenomena ini disebut Lucid Dream. Namun, ternyata saya salah. Fenomena ini sebenarnya bernama Sleep Paralysis (Lumpuh Tidur) atau The Old Hag Syndrome.
Mereka yang mengalami fenomena ini kadang merasa ketakutan karena mengira sedang diserang oleh setan. Tidak bisa disalahkan. Zaman dulu, ada kepercayaan kalau fenomena ini diakibatkan oleh "Old Hag" atau " Guna- Guna" yang sedang menduduki dada korban. Dari situlah ia mendapatkan nama The Old Hag Syndrome.Ketika ilmu pengetahuan mulai berkembang, nama The Old Hag Syndrome mulai ditinggalkan. Para peneliti lebih suka menyebutnya Sleep Paralysis (SP).Lalu, pertanyaannya adalah: Apa yang menyebabkannya?
Menurut survey Gallup tahun 1992, hampir semua orang dewasa mengalami Sleep Paralysis, paling tidak dua tahun sekali. Jadi fenomena ini bukan sesuatu yang asing bagi manusia. Usaha untuk menelitinya telah berlangsung sejak tahun 1950an, namun baru benar-benar bisa dipahami ketika para peneliti mulai mengerti hubungan antara kondisi REM (Rapid eye movement) dengan mimpi.
Ketika kita tidur, kita akan memasuki beberapa tahapan tertentu. Memang ada banyak, namun kita hanya akan melihat dua tahapan besarnya, yaitu Non REM dan REM.
Ketika kita tidur, 80 menit pertama, kita memasuki kondisi Non Rem, lalu diikuti 10 menit REM. Siklus 90 menit ini berulang sekitar 3 sampai 6 kali semalam. Selama Non REM, tubuh kita menghasilkan beberapa gerakan minor dan mata kita bergerak-gerak kecil.
Ketika kita masuk ke kondisi REM, detak jantung bertambah cepat, hembusan nafas menjadi cepat dan pendek dan mata kita bergerak dengan cepat (Rapid eye movement - REM). Dalam kondisi inilah mimpi kita tercipta dengan jelas dan kita bisa melihat objek-objek di dalam mimpi.
Dr.Max Hirshkowitz, direktur Sleep Disorders Center di Veterans Administration Medical Center di Houston mengatakan kalau Sleep Paralysis muncul ketika otak kita mengalami kondisi transisi antara tidur mimpi yang dalam (REM dreaming Sleep) dan kondisi sadar.
Selama REM dreaming sleep, otak kita mematikan fungsi gerak sebagian besar otot tubuh sehingga kita tidak bisa bergerak. Dengan kata lain, kita lumpuh sementara. Fenomena ini disebut REM Atonia.
"Kadang, otak kita tidak mengakhiri mimpi atau lumpuh kita dengan sempurna ketika terbangun. Ini bisa menjelaskan mengapa tubuh kita menjadi kaku."
Menurut hasil penelitiannya, Dr.Hirshkowitz menyimpulkan kalau efek ini hanya berlangsung selama beberapa detik hingga paling lama satu menit. Namun, bagi korban, sepertinya pengalaman ini berlangsung sangat lama.
Lalu, bagaimana dengan perasaan adanya makhluk gaib yang muncul di kamar kita?
Florence Cardinal, seorang peneliti lain mengatakan kalau halusinasi biasanya memang menyertai Sleep Paralysis. Kadang ada perasaan kalau ada orang lain di dalam ruangan atau bahkan kita bisa merasakan adanya makhluk yang sedang melayang di atas kita.
Lalu, kita bisa merasakan adanya tekanan di dada seperti sedang diinjak atau diduduki. Malah, ada beberapa korban yang melaporkan mendengar suara langkah kaki, pintu terbuka dan suara-suara aneh. Ini cukup menakutkan, tapi normal. Bahkan banyak peneliti yang percaya kalau fenomena "penculikan oleh alien" atau "diserang roh jahat" kebanyakan hanyalah halusinasi yang terkait dengan Sleep Paralysis.
Lalu, dalam kondisi apakah Sleep Paralysis biasa muncul?
Beberapa penelitian menunjukkan adanya kondisi tertentu dimana kemungkinan mengalami Sleep Paralysis akan menjadi lebih tinggi bagi seseorang. Mereka yang mengalaminya, biasanya adalah ketika yang bersangkutan tidur telentang.
Lalu, fenomena ini lebih sering terjadi pada mereka yang mengalami kelelahan yang berlebihan atau mereka yang jadwal tidur normalnya terganggu.
Dan luar biasanya, mereka yang biasa minum obat penenang akan menjadi lebih sering mengalaminya (Ironis bukan?).
Bagaimana kita menghindari Sleep Paralysis?
Ini ada beberapa tips yang dihasilkan dari penelitian klinis, yaitu:
1. Tidurlah yang cukup dan teratur
2. Kurangi Stress
3. Berolahragalah secara teratur
Dengan kata lain, gaya hidup sehat!
Tapi yang terpenting dari semuanya adalah, Jika kalian terlanjur mengalami ini, tidak perlu takut, karena fenomena ini hanya berlangsung sesaat dan akan segera berlalu.
Komentar Pilihan
Komentar di bawah ini berasal dari EVA di postingan lain di blog ini dan diposting sebelum saya menulis soal Sleep Paralysis.
Anonymous said..
Om Enigma..........pernah denger istilah 'di rep-rep' ga? itu loh mitos masyarakat yang kalo kita tidur seperti ada yg cekik atau nahan badan kita (mitos yg berkembang itu disebabkan oleh mahluk halus)tapi keadaan kita setengah (bahkan sama sekali) sadar.............nah, beberapa waktu yg lalu aku baca tulisan (tapi lupa di majalah apa) tentang penjelasan ilmiahnya.
Nah, mau share aja sih (skalian kalo tertarik dicariin lengkapnya hehehe).....jadi sepemahaman aku dari tulisan itu, kejadian kaya gitu tuh terjadi pada saat kita sebenernya terbangun tiba2 dari tidur saking cepetnya proses itu maka kerja otak ga sinkron sama impuls yg dikirim ke anggota2 tubuh yang disuruh gerak. Alhasil otak kita udah nyuruh gerak tapi anggota badan kita belum siap (belum menerima impuls tersebut, jadi deh kaya kecekik lah, di tahan lah, di pegangin lah (yang katanya oleh mahluk halus).
Begitu juga seperti kejadian kalo kita lg tidur mimpi jatuh sampe kebangun karena berasa nyata banget,nah kalo yang ini , majalah itu bilang, pada saat tidur hampir sebagian besar tubuh kita kan beristirahat tuh, bahkan kerja jantung aja melambat (aku ga bilang brenti loh ya heheh), nah makin lama katanya kerja jantung tuh makin lambat jadi agar supaya itu jantung ga terlena trus brenti ternyata ada salah satu bagian dari otak kita yg pada titik kerja jantung tertentu akan refleks mengirim semacam muatan listrik yg lebih besar dari biasanya (gunanya untuk mengagetkan supaya jantung tidak terbuai dan ikutan tidur). Itu yang sering bikin kita ngerasa jatuh beneran pas lagi tidur (mimpi).
Tuhan memang menciptakan manusia sedemikian sempurnanya ya.........
Gitu deh Om.....Makasih,
Salam
- ''yang saya heran kenapa otak melumpuhkan fisik kita sehingga kita tidak bisa bergerak..'' Saya rasa yang dimaksud dengan 'melumpuhkan' oleh Mr.Enigma, adalah seperti ini: ''Selama REM dreaming sleep, otak kita mematikan fungsi gerak sebagian besar otot tubuh sehingga kita tidak bisa bergerak. Dengan kata lain, kita lumpuh sementara. Fenomena ini disebut REM Atonia.'' Lumpuh yang dimaksud adalah: ''otak kita mematikan fungsi gerak sebagian besar otot tubuh sehingga kita tidak bisa bergerak.'' Ini bersifat sementara. Semua otot di tubuh tidak 'dimatikan'. Yang 'dimatikan' fungsinya adalah otot-otot tubuh yang volunter (sadar), yaitu otot-otot rangka. Sedangkan otot-otot involunter (tidak sadar) tidak 'dimatikan', seperti otot-otot jantung, otot-otot pernapasan dan otot-otot saluran pencernaan. ''Mengapa demikian ??'' Itulah tanda-tanda kekuasaan-Nya, rancangan Maha Cerdas-Nya dalam diri kita :) Saya yakin ini berhubungan dengan prinsip keseimbangan dan efisiensi. Selama kita tidur, kita tidak melakukan aktivitas fisik, kita relax. Ini disebabkan sistem saraf parasimpatis menjadi dominan, berfungsi dalam keadaan 'housekeeping', dalam keadaan tenang dan santai. Kontraksi otot rangka diminimalkan, denyut jantung diturunkan, irama pernapasan diturunkan. Semua itu dilakukan karena kita sedang tidak memerlukannya, karena kit sedang tidak beraktivitas fisik. Hal ini dapat menghemat energi dalam tubuh kita. Kemudian aktivitas pencernaan meningkat saat kita tidur karena berada di bawah dominasi sistem saraf parasimpatis. Ini bertujuan mengisi ulang (recharge) energi, sehingga pada saat kita bangun kita dapat beraktivitas. Disebut keseimbangan karena pada malam hari kita tidur, relax, parasimpatis mengambil alih. Setelah pada siang harinya tubuh kita beraktivitas fisik di bawah dominasi sistem saraf simpatis. Selain itu juga karena adanya pemakaian energi pada siang hari dan recharge energi pada malam hari saat tidur. ''mengapa otak kita tidak mengakhiri kelumpuhan kita secara sempurna? apakah karena faktor eksternal yang menyebabkan kita terkejut?'' Ya, saya rasa begitu. Untuk mengakhiri REM atonia, otak harus melalui fase-fase tertentu untuk kembali ke kondisi sadar. Jika tiba-tiba ada gangguan dari luar pada fase REM dreaming sleep, sehingga kita terjaga, saya rasa ini bisa menimbulkan sleep paralysis. Pertanyaan yang muncul: ''kalau begitu, mengapa para ahli mengatakan sleep paralysis hanya terjadi sekali 2 tahun? Itu kan sangat jarang terjadi? Tetapi kita tiba-tiba terbangun atau dibangunkan kan lumayan sering?'' Jawaban (menurut) saya: 1. Kita tidak terbangun/dibangunkan pada fase 'REM dreaming sleep' yang menimbulkan REM atonia, tapi pada fase-fase tidur yang lain. 2. Ada kemampuan otak untuk mengkompensasi REM atonia, jika kita memang benar-benar terbangun/dibangunkan pada fase REM dreaming sleep, sehingga paralysis dapat ditekan hingga hitungan detik (1 atau 2 detik) atau bahkan milidetik. Saya rasa otak mengirimkan impuls (yang kecepatannya bisa mencapai 13 m/detik) secara serentak melalui berbagai jalur saraf motorik, sehingga jika ada bagian otak (di area motorik) yang belum 'aktif' untuk menggerakkan suatu organ target, hal itu dapat dikompensasi oleh jalur saraf motorik lain yang tetap mengalirkan impuls. Hasilnya, kita tidak menyadari paralysis, walaupun sempat terjadi selama beberapa detik atau milidetik :) ''Bila seluruh fungsi tubuh kita diatur otak, bahkan ketika sedang tidur dan bermimpi. lalu siapa yang mengatur otak? mekanisme apa yang mampu memberi order kepada otak? kapan otak tidur dan kapan otak bangun? apakah ada penjelasan ilmiahnya? Saya pikir otak diatur oleh dirinya sendiri, atau bisa disebut 'self-regulated'. Ini adalah kemampuan menakjubkan yang dianugerahkan Tuhan. Saya pikir otak tidak beristirahat. Pada saat kesadaran kita hilang, atau tertidur, otak masih bekerja, yaitu mengendalikan semua proses 'house-keeping', seperti pernapasan, sirkulasi darah dan irama jantung, pencernaan, pengaturan-penyimpanan memori dan sebagainya. Saya pikir ada bagian tertentu dari otak yang bertanggung jawab atas kesadaran dengan mekanisme yang rumit. Kalau tidak salah, bagian itu disebut 'formatio reticularis' yang terletak di batang otak (medulla oblongata). Pada saat kita tidak sadar, tertidur, itu berarti aktivitas bagian ini sedang di-non-akftifkan. Otak dapat me-non-aktifkan bagian ini secara disengaja, misalnya pada saat terjadi nyeri/rasa sakit atau stress emosional yang luar biasa. Ini ditujukan sebagai fungsi proteksi bagi tubuh. Misalnya, kita bisa pingsan, jika menanggung rasa sakit/nyeri yang tidak tertahankan.
Normalnya, pada saat tidur, denyut jantung memang melambat hingga mencapai batas normal minimum yaitu 60 kali permenit. Semuanya itu diatur oleh pusat kardiovaskuler di batang otak. Untuk menaikkan denyut jantung, otak akan mengirim impuls simpatis ke nodus pacu jantung, yaitu SA node, diteruskan ke AV (Atrium-Ventricel) node, ke bundle Hiss yang melingkari jantung dan terakhir ke serabut-serabut Purkinje di otot-otot ventrikel jantung. Semakin banyak impuls yang dikirimkan, semakin sering jantung berdenyut. Denyut jantung maximum (normalnya 100 x/menit) akan dicapai jika kita beraktivitas fisik berat, misalnya berlari kencang, dsb.
Nah mungkin yang dikatakan Eva itu adalah proses bagaimana otak menjaga denyut jantung tidak turun di bawah normal (bradikardia).
Tapi, saya baru tahu kalau inisiasi impuls yang lebih intens ke SA node berhubungan dengan peristiwa jatuh di dalam mimpi.
Nah mungkin yang dikatakan Eva itu adalah proses bagaimana otak menjaga denyut jantung tidak turun di bawah normal (bradikardia).
Tapi, saya baru tahu kalau inisiasi impuls yang lebih intens ke SA node berhubungan dengan peristiwa jatuh di dalam mimpi.
Next.
Dalam tulisan di atas disebutkan bahwa ada orang yang mengalami sleep paralysis yang menurutnya dia merasakan kehadiran 'sesuatu' yang lain, mendengar suara-suara aneh dan sebagainya. Dan dikatakan (Florence Cardinal) halusinasi biasanya menyertai sleep paralysis.
Menurut saya pribadi, halusinasi dan sleep paralysis adalah 2 hal yang berbeda, tapi bisa jadi muncul berurutan.
Dari gejala-gejala halusinasi yang dirasakan di antaranya yaitu mendengar suara-suara aneh, merasa ada keberadaan yang lain di dekatnya. Saya rasa ini dikarenakan delirium. Yaitu kondisi penyimpangan kognitif sementara dikarenakan hipoksia (rendah oksigen di darah) atau hipoglikemia (rendah kadar gula/glukosa di darah). Oksigen dan glukosa merupakan 2 substrat pokok yang harus disupply dengan stabil ke otak. Gangguan ini bisa menimbulkan delirium, yang salah satunya ditandai juga dengan kondisi bingung (confusional state).
Nah, pada sleep paralysis (saya rasa) tidak menimbulkan hipoksia ataupun hipoglikemia. Sleep paralysis tidak mempengaruhi otot-otot pernapasan dan jantung. Sehingga oksigenasi normal, dan hipoksia tidak terjadi. Sleep paralysis juga tidak berhubungan dengan hipoglikemia. Hipoglikemia lebih dikarenakan sebab-sebab lain, misalnya kelaparan (tidak makan berjam-jam sebelum tidur), karena mengkonsumsi obat-obatan hipoglikemik atau memang karena ada penyakit yang mendasarinya.
Jadi, jika pun orang yang mengalami sleep paralysis berhalusinasi, itu dikarenakan faktor predisposisi yang menyertainya, bukan karena sleep paralysis itu sendiri.
Dalam tulisan di atas disebutkan bahwa ada orang yang mengalami sleep paralysis yang menurutnya dia merasakan kehadiran 'sesuatu' yang lain, mendengar suara-suara aneh dan sebagainya. Dan dikatakan (Florence Cardinal) halusinasi biasanya menyertai sleep paralysis.
Menurut saya pribadi, halusinasi dan sleep paralysis adalah 2 hal yang berbeda, tapi bisa jadi muncul berurutan.
Dari gejala-gejala halusinasi yang dirasakan di antaranya yaitu mendengar suara-suara aneh, merasa ada keberadaan yang lain di dekatnya. Saya rasa ini dikarenakan delirium. Yaitu kondisi penyimpangan kognitif sementara dikarenakan hipoksia (rendah oksigen di darah) atau hipoglikemia (rendah kadar gula/glukosa di darah). Oksigen dan glukosa merupakan 2 substrat pokok yang harus disupply dengan stabil ke otak. Gangguan ini bisa menimbulkan delirium, yang salah satunya ditandai juga dengan kondisi bingung (confusional state).
Nah, pada sleep paralysis (saya rasa) tidak menimbulkan hipoksia ataupun hipoglikemia. Sleep paralysis tidak mempengaruhi otot-otot pernapasan dan jantung. Sehingga oksigenasi normal, dan hipoksia tidak terjadi. Sleep paralysis juga tidak berhubungan dengan hipoglikemia. Hipoglikemia lebih dikarenakan sebab-sebab lain, misalnya kelaparan (tidak makan berjam-jam sebelum tidur), karena mengkonsumsi obat-obatan hipoglikemik atau memang karena ada penyakit yang mendasarinya.
Jadi, jika pun orang yang mengalami sleep paralysis berhalusinasi, itu dikarenakan faktor predisposisi yang menyertainya, bukan karena sleep paralysis itu sendiri.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar