Imagine there's no your girl, so it's happy if you try


Jumat, 22 Februari 2013

Armax untuk sakura wars: so long may love

(M) Code
KX40-U841-RHXRX
0Y8B-WFE1-3PK4F
XQKJ-M3AK-GVPXC

INFINITI LIPS TIME
9UY8-FNVE-642GP
XYUW-X03U-QGQFV

ACTIVATOR CODE CHARACTER
0P4F-Y11N-CBCCV
KC0F-XJXM-1UMD9
QQ7B-YU7N-MGPVP
7BT4-7PR7-5JU48
8KKJ-3Z8W-C3CBK
ATUC-UFJA-TN1ZD
K4TV-6M5M-XMCEF
TQ9T-QNMQ-54FY3
4F6C-85AX-9T2RF
EFRY-P1JK-BXKM9
2MN0-GE2T-PZAB1

INF RES
XKVU-6200-BFNZ0
9P3Q-GK2T-KQBXB
65CP-B61D-9VQ44

INF SP
DKGA-FETJ-9C7T7
MXDQ-CPYM-FB9YD
38E6-2211-3PGND

REFILL MOBILITY GAUGE
C7AA-YXW1-H7TC4
902H-ZAX7-H18FP
KQ8D-7A50-D80AV
MKRG-ERT4-MN0QH

ATT 99
DW8N-5JK6-6G93A
7V3N-MEH2-NJM4M
6AB2-T186-YB5AF

RMR 99
A33D-6H8B-T34JT
BVMZ-75KB-J79XQ
R8PV-YXUB-MP8E7

SPD 99
TNE7-NG2H-M8UKY
5E8X-WDEW-28ZUY
K6YX-BHZ8-1U5PN

bila kode diatas tak dapat berfungsi silakan coba kode berikut
(M) Code
BK2W-GGW9-J07HV
426U-9QT3-ZUHKP
YRUX-AH1J-UK584

INFINITI LIPS TIME
U3G9-AP78-CHGEW
W0EA-4ACA-03HGM

ACTIVATOR CODE CHARACTER
Z75B-THKZ-HX8JG
5AEP-YC22-NU1R4
U5F6-U4ZB-1ZFUR
A2BW-VZHJ-TDE9N
3QEF-QDCZ-THNGV
8FN0-GFKQ-U4ER7
GCKB-QEVZ-YCUAJ
MVDQ-XVG4-BX4XE
WX6H-A4TF-1DG27
2RM8-QWHH-1K5XK
CCUX-2ZNZ-G61CN

INF RES
6MM9-CQKG-JM6W8
1C8V-N44Q-GQGJT
9ZD9-CGYZ-99F3C

INF SP
ZUG8-T66N-GD34Z
20FQ-2DFD-GFFFD
YEDM-F954-D4PCF

REFILL MOBILITY GAUGE
W71W-BZGZ-AAH0R
A8DT-XH25-W2X5M
W21T-63K8-1MDC5
NDZ8-EEXR-JJBZJ

ATT 99
J8N4-PX11-JYJP4
34QT-Z1XM-56GAG
NBXY-XCKH-4PVT6

RMR 99
5Q76-0QVC-KHMRM
6VU6-9ET9-UYQYX
HCQ7-ZNCJ-CNEFU

SPD 99
5KMK-P4V5-30G2J
HDFX-NA5Y-K838P
XY0Z-9ETY-M8RC0

Senin, 04 Februari 2013

Armax final fantasy xii

master code

8JCU-14QU-D4R0K
FCY8-QR01-UAYZC
Max LP (With License)
EUHB-BN1D-4B8PT
8079-H34U-B1QQR

Action Gauge Full??
CGNX-VJG5-5GWXP
N1BW-PPB5-GJN46
HFB6-Q0JE-KBQDG

HP infinite
G8KU-E4GW-0UJ31
MU9J-9MCU-4H3YN
75V9-9N14-1NYHY

MP infinite
1B79-4BYP-RTJ08
M340-WMVG-FN9H9
6MKZ-H3EH-7DE1Z
WQD7-1K7K-5YN1K
07YB-9928-YYYNB

Gain 32x EXP:
7G6E-UZCT-533FA
YU65-MMNA-UMKF5

HAVE ALL WEAPONS
(Press select)

XZ6Z-KVQW-EDUA7
YT79-C2U2-FP2HZ
BHT0-M5T2-7MK1G
PAQR-6E93-QWRKM
0ZJW-QPMT-H1YVG
EKKC-B5G0-EYD7F
9ZWW-20XR-4G9NE
9R8Z-7HET-QTY30
94DC-H943-NTF2C
YKHX-T3U3-U1MP5
03AH-5PBC-9K2T7

ALL ACCESSORIES
(press select)

TARH-ZX7D-TZPUY
YT79-C2U2-FP2HZ
KXYP-NDTJ-XPYTT
TZ4M-NX65-6613N
F3MX-RR1P-ADTB2
QXX5-U29E-V2N97
V1PB-1BDT-JUQYJ
03AH-5PBC-9K2T7

HAVE ALL ARMOR
(press select)

15DA-65R3-H2Q76
YT79-C2U2-FP2HZ
76JT-7NA8-UJ7C2
2AW1-P1DB-3ZCPU
58Z1-2EWX-MVF48
A57H-VTND-G00N3
J84F-TZVK-CY7AA
03AH-5PBC-9K2T7


 All Skills (press select)
G10Q-08C4-DZD9G
VACP-CN7E-12M1W
R0RD-FMCG-8P41A

All Magic (press L3)
5T61-HEP3-CRXY3
A5RF-4TA5-T9T30
ME5G-WMV4-B8FG8
ECAB-VFVC-8R73Y

Have all Gambit (press select)
2EER-JMWA-VC0HX
YT79-C2U2-FP2HZ
PVXJ-C9P3-GAYUR
UEZG-FUD0-KG70U
C1QP-ADUZ-K6GBQ
63XK-U3MV-JCU4J
F86R-J89J-6KY5G
2TWR-C9M8-KRR26
VVMU-6MJJ-8E3GR
FCC2-Y88E-MQNJ4
03AH-5PBC-9K2T7

 All Ammunition (Press Select)
AH68-9Q55-W1WZZ
YT79-C2U2-FP2HZ
HMTH-FKUQ-H3U6H
MK2U-RMGC-XWDZP
6N5D-JP1W-VKUWF
88J4-A6BP-8GYJE
J1CQ-31KK-CVDH1
03AH-5PBC-9K2T7

Action Gauge Full????
NZYM-X91A-GGDUB
N1BW-PPB5-GJN46
HFB6-Q0JE-KBQDG

rekayasa sejarah si patai

Seorang anak kecil ingusan berlari kehalaman ketika mendengar genderang dipalu di jalan raya. Peristiwa yang jarang terjadi. Anak kecil itu berlari membawa badannya yang buntal tanpa baju. Matanya bersinarsinar memandangi para marsose (pasukan khusus belanda yang mulanya dibentuk untuk menghadapi perang Aceh ) berpawai sambil memalu genderang yang diiringi bunyi trompet bersuara lengking. Kepala anak kecil itu seperti dihela magnit mengikuti pawai. Tapi demi melihat serombongan laki-laki tanpa baju yang wajah dan tubuhnya berlumur cat hitam, anak kecil itu merasa ngeri. Dan ketika melihat sebuah kepala terpenggal pada ujung tombak yang digoyang-goyang, hatinya kecut. Memekikmekik dia memanggil ibunya waktu berlari kembali ke rumah. Tapi ibunya tidak ada. Di pojok kamar anak kecil itu terduduk dengan kedua dengkul menopang kepala. Terisak karena merasa tidak terlindung dari ketakutan. Kepala terpenggal di ujung tombak, dengan rambut panjang yang bergelimang darah kering dan mata yang memutih terbuka lebar, tak putus-putus melintas dalam mata angan anak kecil yang masih ingusan itu. Lebih dirapatkannya kedua dengkulnya seperti hendak menyatukan seluruh tubuhnya.

Sampai lama bayangan kepala terpenggal di ujung tombak masih menimbulkan rasa
ngeri pada dirinya. Ketika anak kecil itu telah menjadi ayah, peristiwa itu diceritakan
kepada anaknya. Anak itu Si Dali namanya. Kemudian Si Dali mengisahkannya kembali
kepada seorang mahasiswa yang mencari hahan untuk skripsi kesarjanaan. Dan setelah berbulan-bulan meneliti dengan menanyai banyak orang yang mengaku mengenal peristiwa itu, hasilnya menjadi suatu kisah sejarah resmi yang dipalsukan.
***
Pada ujung abad ke-19 sampai pada awal abad ke-20 desa Pauh di pinggir utara kota Padang, menjadi pelintasan pedagang yang pulang-pergi dari pedalaman Minangkabau
ke kota. Lama kelamaan desa itu menjadi sarang pelarian dari tangkapan pemerintah.
Baik yang musuh politik maupun penjahat. Rakyat menyebutnya sebagai sarang orang bagak dan para pendekar. Aliran silat pendekar desa itu terkenal kemana-mana.
Sehingga banyak orang berlajar ke sana. Dinamakan sebagai aliran Silat Pauh.
Kekuatannya pada kaki, menyepak, menerjang dan menungkai.
Polisi selalu was-was memasuki desa itu. Patroli tentera pun enggan. Banyak sudah korban di pihaknya. Sedangkan musuh yang dicari tidak pernah dapat. Seorang pendekar yang paling disegani, paling ditakuti, Si Patai namanya. Ilmunya banyak, pengikutnya pun banyak. Menurut cerita yang tersebar, pada masa itu Si Patai sering keluar masuk kota. Tak seorang pun berani melapor kepada pemerintah bila melihatnya. Karena setiap ada yang melapor, selalu saja rumah pelapor kena rampok malam harinya. Lambat laun, setiap terjadi peristiwa perampokan atau pembunuhan, dikatakan Si Patai jadi otaknya. Maka Tuanku Laras selalu melapor kepada residen setiap terjadi peristiwa perampokan itu. Akhirnya Si Patai dinyatakan musuh nomor satu yang paling dicari, hidup atau mati.
Kisah sebenarnya yang terjadi, bahwa Si Patai pernah ditangkap karena lawannya berkelahi terbunuh. Yang terbunuh itu kebetulan anak Tuanku Laras yang kalap karena judinya kalah. Selama di penjara Si Patai sering disiksa anak buah Tuanku Laras untuk melampiaskan dendamnya. Sebaliknya Si Patai banyak pula berguru berbagai ilmu pada sesama tahanan dari Bugis dan Banten. Ketika ilmunya dirasa sudah cukup, Si Patai meloloskan diri dari penjara. Dia bersembunyi di Pauh. Bergabung dengan mereka yang memusuhi pemerintah. Lambat laun Si Patai yangmenjadi pemimpin. Setiap usaha menangkapnya selalu gagal.
***
Pada waktu sebelum kedatangan Si Patai, di Pauh sudah ada seorang banci bernama Patai. Nama aslinya Ujang. Dengan nama julukannya dia dipang gil Ujang Patai. Pengecutnya bukan kepalang. Bila ada patroli tentera, dia yang lebih dulu berhamburan lari. Terbirit-birit atau berpetaipetai tahinya diwaktu lari. Menurut logat desa itu, tahinya bapatai-patai ( berceceran ). Sejak itulah dia memperoleh nama julukan Ujang Patai.
Nah, karena nama dengan julukan yang sama dari kedua orang itu, bila ada patroli mencari Si Patai, semua orang menunjuk si Ujang Patai orangnya. Maka selalu dia yang ditangkap dan dibawa ke penjara. Tapi tak lama kemudian dia dilepaskan lagi, karena bukan dia yang dicari.
“Kamu polisi goblok. Kamu disuruh tangkap Si Patai, tapi orang banci yang kamu tangkap. Betul-betul goblok.” kata residen kepada komandan polisi yang salah tangkap.
Tuanku Laras yang dendamnya belum terbalas, menyuruh para Kepala Kampung membuat laporan setiap pencurian atau perampokan dilakukan oleh anak buah Si Patai. Seorang Kepala Wijk (sama dengan Lurah di kota sekarang) yang jadi iparnya disuruhnya pula membuat laporan yang sama. “Ada tidak ada perampokan, pokoknya buat laporan.” katanya.
Residen naik pitam. Sehingga sudah dua orang komandan polisi diganti, namun perampokan tak kunjung terhenti dan Si Patai tetap tak tertangkap. Maka tibalah suatu waktu, pemerintah mengeluarkan peraturan wajib pajak kepada rakyat. Kepala Kampung dan Kepala Wijk ditugaskan memungutnya. Rakyat tentu saja tidak suka dan kata mereka: “Kita tinggal di kampung halaman kita sendiri, mengapa mesti membayar pajak kepada Belanda yang bukan pemilik negeri ini?” kata mereka. Kata Tuanku Laras mengancam Kepala Kampung, jika tidak mampu memungut pajak, akan dipecat. “Sulitlah itu. Tuanku. Semua rakyat sedang marah.” kata mereka yang terancam itu. “Buat laporan, pajak yang telah terkumpul dirampok anak buah Si Patai.” kata Tuanku Laras pula.
Di Tiku rakyat bersenjata parang menyerbu kantor polisi dan pos tentera. Di Lubuk Alung sejumlah laki-laki berpakaian serba putih sambil menyerukan “Allahu Akbar” menyerbu sepasukan tentera yang sedang siap tembak. Hampir semua penyerbu mati dan terluka. Di Batusangkar, ratusan perempuan dan anak-anak ikut berdemonstrasi ke kantor kontelir. Tentera yang mengawal melepaskan tembakan. Banyak perempuan dan anak-anak mati dan
terluka. Yang lain lari puntang-panting. Tak seorang pun penduduk yang menyangka bahwa tentera itu akan sampai hati membunuh perempuan dan anak-anak. Perlawanan rakyat Pauh mirip seperti perang gerilya. Jika tentera berpatroli, rakyat seperti tidak acuh saja. Yang di ladang terus bekerja. Bila berpapasan di jalan, mereka meletakkan ujung jarinya seperti prajurit menghormat pada perwira. Kalau jumlah yang berpatroli sedikit, ketika hendak kembali ke Padang, mereka dihadang di pesawangan. Tapi yang paling sering ialah mereka merampoki rumah orang-orang kota yang bekerja sama dengan pemerintah di tengah malam.
“Kalau tentera tidak mampu, kirim marsose, Tuan Besar. Padang tidak akan aman. kalau Si Patai tidak tertangkap, Tuan Besar.” kata Tuanku Laras (sama dengan camat sekarang) ketika menghadap residen setelah menyampaikan laporan para Kepala Kampung di wilayahnya. “Itu sudah aku pikirkan. Tapi itu bukan urusan kamu. Mengerti?” kata residen dengan suara keras karena merasa diajari oleh bawahannya.
Meski dikasari, hati Tuanku Laras senang karena gagasannya menggunakan marsose untuk menangkap Si Patai tercapai.
***
Akhirnya keluar perintah dari Betawi, supaya marsose dikerahkan menyerbu pengacau di desa Pauh. Perintah itu diteruskan residen pada komandan tentera dengan tambahan: “Kalau Si Patai tidak berhasil kamu tangkap, itu tandanya kamu komandan tidak becus. Aku lapor ke Betawi. Tahu?”
Komandan tentera itu merasa jabatannya terancam. Suatu malam, dibawah pimpinannya sendiri, sepasukan marsose memasuki Pauh menjelang dini hari.
Beberapa laki-laki yang dapat disergap langsung dibunuh. Bagi komandan itu tidak penting artinya jiwa rakyat. Yang terpenting hanyalah jabatannya sebagai komandan. Ketika pagi datang mayat-mayat itu dikumpulkan di halaman mesjid. Seluruh penduduk disuruh mengenali mayat tersebut. Beberapa orang menunjukkan salah satu mayat itu Ujang Patai namanya. Bukan main leganya hati komandan itu. Lalu dia memerintahkan kepala Ujang Patai
dipenggal untuk dibawa ke Padang sebagai bukti keberhasilan operasinya.
“Arak kepala itu keliling kota. Biar rakyat kapok melawan pemerintah.” kata residen kepada komandan tentera itu.
Maka kepala yang terpenggal itu ditusuk pada ujung tombak. Pasukan marsose yang tubuhnya dilumur cat hitam mengarak penggalan kepala itu berkeliling kota sambil menari dan berteriak-teriak gembira, diiringi genderang yang dipalu terus menerus. Semua rakyat keluar dari rumah masingmasing melihat arak-arakan itu. Mana yang merasa ngeri kembali lagi tergesa-gesa masuk ke rumahnya. Ada perempuan yang jatuh pingsan demi melihatnya. Tapi Tuanku Laras yang kenal dengan Si Patai dan tahu bahwa kepala itu bukan kepala Si Patai, melapor kepada residen, bahwa komandan tentera itu telah salah penggal.
“Biar saja. Pokoknya perintah Betawi sudah dilaksanakan. Habis perkara. Orang di Betawi toh tidak akan tahu mana Si Patai yang sebenarnya.” kata residen.
“Tapi, Tuan Besar, apabila Paduka Tuan Besar di Betawi tahu Si Patai yang sesunggunya belum mati, celaka kita.” kata Tuanku Laras.
“Bukan kita. Tapi kamu yang celaka.” kata residen sambil menggebrak meja dengan kedua telapak tangannya.
Oleh laporan yang dibuat residen ke Betawi, resmilah Si Patai dinyatakan mati. Sedangkan tak lama kemudian Tuanku Laras, yang tahu persoalan yang sebenarnya, dipecat dengan tuduhan penggelapan uang pajak. Tak lama kemudian Tuanku Laras jatuh sakit. Kata orang sakit muno. Sakit orang berkuasa yang kehilangan jabatannya secara tiba-tiba. Sakit kehilangan harga diri. Untuk menghindari desas-desus salah bunuh itu, residen memerintahkan seluruh pegawainya, tidak lagi membicarakan tokoh yang bernama Si Patai. Sebuah koran secara bersambung mengisahkan suksesnya operasi tentera menumpas gerombolan Si Patai. Sehingga lambat laun rakyat di kota pun percaya, bahwa penggalan kepala yang diarak berkeliling itu, betul-betul kepala Si Patai. Sebaliknya rakyat yang membenci Belanda menganggap bahwa kepala yang terpenggal itu, kepala seorang pahlawan bangsa.
***
Namun kisah Si Patai yang sebenarnya,benar-benar berlain. Hasil penelitian calon sarjana itu berkesimpulan seperti yang ditulisnya dalam skripsinya. Bahwa demi melihat begitu banyak korban, anak-anak jadi yatim dan perempuan menjadi janda, para penghulu desa Pauh minta kepada Si Patai agar meninggalkan kampung untuk sementara. Sampai situasi aman. Karena menurut para penghulu itu, melawan pemerintah yang bersenjata kuat, hanyalah akan menambah kesengsaraan rakyat. Konon Si Patai menyingkir ke Teluk Kuantan. Dari sana dia menyeberang ke Semenanjung, yang kini bernama Malaysia.
Namun dendam rakyat yang keluarganya terbunuh, isteri-isteri yang kehilangan suami, anak-anak yang kehilangan ayah, tidak hilang sama sekali oleh kekejaman operasi
tentera yang mereka alami itu. Dua puluh tahun kemudian, generasi yang lain melakukan pemberontakan lagi. Berbaringan dengan pemberontakan komunis tahun 1926. Namun mereka pun masih dikalahkan. Dua puluh tahun pula setelah itu kembali rakyat melawan. Perlawanan yang terakhir ini dalam rangkaian perang kemerdekaan bangsa Indonesia yang tercinta. Kemudian anak muda yang telah jadi sarjana itu bertanya kepada Si Dali. “Yang
jelas kisah sejarah itu dipalsukan, pak. Bagaimana meluruskannya?”
Lama Si Dali termangu-mangu. Akhirnya katanya: “Palsu tidaknya sejarah lama, tidak akan merobah dunia sekarang dan nanti.”
Kayutanam, 6 September 1997.

Oleh : A.A.Navis ( Ali Akbar Navis )

peta tamuku

Powered By Blogger