ahad itu
langit masih meratap
sembunyikan sang surya
dalam kelam awannya
entah marah entah sedih
aku tak mengerti akan dirinya
sedikit demi sedikit
ku seret tungkai- tungkai hina
menuju nadir
turuni tangga-tangga mimpi
secercah cahanya disana
masa lalu ku
sejenak beranjak kesana
gemercik pecahkan langkahku
dua mata itu seperti dulu
menyapa diriku
hai salim (itu nama ku)
inikah permata hatiku
atas lumpur sedih
bersimbah lara duka
memeluk tanganku
hangat
sesuatu merasuki
mengalir dan merobek nadi
rampas jiwa dari raga
sisakan senyum beku
lim, are you ok?
namun...
aku masih membisu
menatap indahnya
sayap-sayap itu
oh...
aku ingin selalu disini
walaupun tak akan bisa
selamanya
Tidak ada komentar:
Posting Komentar