{ Post ini saya Copi dari http://intelindonesia.blogspot.com }
Hampir dalam setiap acara, event, pesta, atau peristiwa penting yang diselenggarakan oleh suatu perkumpulan, oleh masyarakat, oleh bangsa dan negara, akan ada yang namanya penumpang gelap yang berupaya memperoleh keuntungan pribadi. Teknik para penumpang gelap dalam memanfaatkan keadaan tersebut pada umumnya sarat dengan desepsi atau pengelabuan dari tujuan sesungguhnya. Kadangkala pengelabuan tersebut bahkan bertingkat-tingkat guna menyembunyikan motivasi utamanya atau melindungi tokoh-tokoh sesungguhnya yang menggerakan keseluruhan skenario proses pengelabuan tersebut.
Hampir dalam setiap acara, event, pesta, atau peristiwa penting yang diselenggarakan oleh suatu perkumpulan, oleh masyarakat, oleh bangsa dan negara, akan ada yang namanya penumpang gelap yang berupaya memperoleh keuntungan pribadi. Teknik para penumpang gelap dalam memanfaatkan keadaan tersebut pada umumnya sarat dengan desepsi atau pengelabuan dari tujuan sesungguhnya. Kadangkala pengelabuan tersebut bahkan bertingkat-tingkat guna menyembunyikan motivasi utamanya atau melindungi tokoh-tokoh sesungguhnya yang menggerakan keseluruhan skenario proses pengelabuan tersebut.
Contoh yang mudah sahabat Blog I-I saksikan sendiri adalah
praktek-praktek yang marak dikategorikan sebagai kampanye hitam maupun
kampanye negatif terkait dengan Pemilu Presiden/Wakil Presiden yang akan
kita lakukan pada 9 Juli 2014 nanti.
Sebagian kecil dari kampanye negatif dan kampanye hitam yang menyerang
salah satu pasangan kandidat Presiden dan Wakil Presiden diduga berasal
dari jaringan Tim Sukses yang saling berkompetisi. Sedangkan porsi
terbesar adalah berupa penumpang gelap di luar Tim Sukses yang
memanfaatkan kemudahan media online, kemudahan menyebarluaskan selebaran
gelap, dan kemudahan menipu rakyat Indonesia yang mayoritas masih belum
kritis dalam membaca dan mencermati berita. Tujuannya jelas mencari
keuntungan baik yang bersifat material, akses, maupun sekedar kepuasan
nafsu yang merusak logika dan harapan bangsa Indonesia terhadap dua
pasang capres/cawapres yang akan dipilih rakyat Indonesia.
Dari berbagai model penumpang gelap, menurut catatan jaringan Blog I-I setidaknya terdapat 7 model, yakni:
- Penumpang gelap model pedagang, yakni menjual jasa kampanye negatif dan kampanye hitam. Hal ini didukung oleh Tim Riset yang menyelidiki kelemahan lawan dan kemudian mengeksploitasinya baik secara terbuka, semi tertutup maupun tertutup. Hal ini paling banyak dilakukan di sosial media dengan ribuan akun bodong yang seolah-olah mencerminkan suatu dinamika yang sesungguhnya tidak menarik menjadi menarik. Selama model ini berada dalam koridor persaingan kekuatan politik domestik, maka kita akan menyaksikan bagaimana proses pencitraan negatif terhadap lawan politik bekerja. Satu hal yang berbahaya adalah apabila model ini ternyata mengabdi kepada kepentingan asing yang tujuannya adalah MELEMAHKAN semua pasangan capres/cawapres dengan membenturkan perbedaan yang ada dan mengeksploitasinya dalam rangka memanaskan suhu politik. Tujuan utamanya adalah menggerogoti rasa percaya diri rakyat Indonesia dan melemahkan dukungan moril rakyat terhadap para capres/cawapres sehingga siapapun yang akan menang akan mendapatkan penghormatan seluruh rakyat Indonesia. Tujuan lainnya adalah mendorong terjadinya kebuntuan politik melalui pengkondisian ketegangan politik baik pada level elit maupun massa akar rumput. Hal ini sangat berbahaya dan dapat menghambat proses peralihan kekuasaan yang damai, adil, dan bermartabat.
- Penumpang gelap model pencuri, yakni bergabung dalam kubu salah satu pasangan capres/cawapres tanpa sungguh-sungguh mendukung pasangan capres/cawapres, malahan sebaliknya menggerogoti dana yang tersedia.
- Penumpang gelap model provokator murni, yakni karena hobby memprovokasi konflik dan senang dengan dinamika ketegangan politik dan sosial maka seorang provokator seringkali sulit diduga motivasinya karena bisa jadi cukup mapan secara ekonomi namun menikmati terjadinya dinamika konflik politik. Dengan masuk ke dalam salah satu kubu atau bahkan dengan berdiri sendiri secara mandiri, kerja provokator hanya lempar isu kesana kemari sehingga membingungkan publik.
- Penumpang gelap model celebrity, yakni memanfaatkan momentum kampanye capres/cawapres untuk meningkatkan level popularitas seseorang seperti layaknya celebrity. Seringkali model ini menyambar isu apapun yang penting memberikan komentar dan menambah popularitasnya di masyarakat. Hal ini dilakukan baik melalui sosial media maupun media lainnya.
- Penumpang gelap yang berharap jabatan, dengan alih-alih tekad "mengabdi kepada bangsa dan negara" sesungguhnya niat dasar dari model ini adalah dengan mengharapkan jabatan. Biasanya model ini akan segera masuk Barisan Sakit Hati manakala ternyata di kemudian hari tidak mendapatkan jabatan. Meskipun banyak yang masuk dalam Timses, namun tidak semuanya tulus untuk memperjuangkan visi, misi dan kepentingan nasional. Hal ini sangat lumrah dan merupakan model yang paling banyak beredar. Meskipun kurang tepat dikatakan sebagai penumpang gelap, karena banyak yang posisinya terang benderang di dalam Timses, namun ada kalanya ketika tujuan menjadi menyempit untuk masa depan jabatan yang bersangkutan, dirinya menjadi menggelapkan diri dalam fanatisme dan mendorong hal-hal yang negatid baik terhadap lawan politik atau bahkan juga kepada kawan politik manakala terjadi konflik internal.
- Penumpang gelap misi kelompok tertentu, yakni masuknya seseorang atau sekelompok orang atau grup sebagai pendukung salah satu capres/cawapres. Model ini akan tampak menawarkan kepada pihak-pihak yang bersaing dengan melakukan kalkulasi apakah ada yang akan memperjuangkan misi kelompoknya. Selain akan tampak adanya tawaran kontrak politik, model ini sesungguhnya hanya peduli dengan misi kelompok yang fokus. Dapat bersifat positif seperti perlindungan lingkungan, pembela HAM, dll. Namun banyak juga yang negatif, misalnya perlindungan bisnis kelompok tertentu, dll.
- Penumpang gelap antek asing yang memperjuangkan misi asing di Indonesia. Perubahan pemerintah akan selalu menjadi perhatian dari negara lain dan seringkali terjadi kekhawatiran atau keinginan untuk mempengaruhi politik suatu negara oleh negara lain. Hal ini merupakan bagian dari operasi intelijen dalam bentuk covert action yang ditujukan agar pemerintahan baru di suatu negara tidak akan menjadi ancaman bagi negara yang berkepentingan. Model ini biasanya halus dan sulit dideteksi, namun ciri-cirinya adalah mengupayakan adanya suatu pengaruh tertentu ke dalam kebijakan luar negeri, ekonomi internasional, pertahanan, dan keamanan.
Note: Tulisan asli tengok di http://intelindonesia.blogspot.com/2014/06/penumpang-gelap-pemilu-presidenwakil.html