aku hanya cerita
nan tertulis merah
walau bukan darah
antara tukak dan nanah
aku hanya ulir
nan terukir dalam kelam
atas wajan hitam legam
tempaan bara kejam
aku lah dendang
nan usang menua
hilang ditinggal masa
bahkan waktu mengutuk hina
namun sejumput angin
mengalirkan senyummu
dingin memang... membeku
tuak sang perayu
madu
denting palu-palu baja
coba memahat nama-nama indah
atas panasnya bara-bara rasa
walau hanya sesaat
lalu
akan selalu
ku lihat punggungmu
tak berani
selamanya
aku tetaplah aku
yang bersinar dalam gelapku
serta kepakan sayap-sayap beku
terbelenggu
ragu
Tidak ada komentar:
Posting Komentar